Sedih, marah, dan dendam adalah tiga dari sejumlah tindakan yang menyebabkan dada ini terasa sempit. Tetapi, hal-hal tersebut selalu menghiasi hidup manusia. Kadang-kadang ada di dalam diri dalam jangka waktu yang panjang dan kadang-kadang hanya dalam tempo yang pendek saja. Yang pasti saat sifat-sifat tersebut bersarang, dada akan terasa sesak, hati pun kehilangan vitalitasnya dan menjadi lemah. Kondisi yang lemah itu membuat syetan-syetan mudah menguasai hati manusia.
Orang yang beriman tentu tidak akan membiarkan hatinya terjangkiti hal-hal yang menyesakkan dadanya. Maka ia akan melindungi diri dari tindakan tersebut dan mengobati penyakit yang sudah terlanjur. Adapun obat mujarab untuk itu bukanlah obat yang bersifat fisik-kimiawi. Berikut inilah amal-amal yang, bi-idznillah, insya Allah—akan bisa menghilangkan virus sesak dada menjadi dada yang lapang.
Pertama; Mengesakan Allah
Ibnul Qayyim mengatakan, “Kecintaan kepada Allah, ma’rifat kepadaNya serta mengingatNya secara terus-menerus, tenang dan tenteram kepadaNya, mengesakanNya dalam kecintaan, rasa takut, pengharapan, tawakkal dan mu’amalah, dimana Dia sajalah yang menguasai harapan, keinginan dan tekad hamba, adalah sorga dunia, kenikmatan yang tak ada bandingnya. Itulah penyejuk mata sang pecinta, dan kehidupan orang-orang yang arif.
Beliau juga mengatakan, “Sesuai dengan kesempurnaan (tauhid)nya, kekuatannya, dan peningkatannya, maka akan terwujudlah kelapangan dada orang yang bersangkutan [Zaadul Ma’ad]
Kedua; Prasangka baik kepada Allah
Persangkaan baik kepada Allah, diwujudkan dalam bentuk merasakan dan menyadari bahwa Allah adalah dzat yang menghilangkan kesedihan dan duka. Sesungguhnya, apabila seorang hamba berprasangka baik kepada Rabbnya, Allah akan membukakan baginya pintu berkahNya dari arah yang tak disangka-sangka. Maka, marilah senantiasa berprasangka baik kepada Allah, semoga kelak kita bisa melihat hal-hal yang membahagiakan datang dari Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : «قَالَ اللهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِي، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ» [أخرجه الإمام أحمد وابن حبان].
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata; Rasulullah saw bersabda; Allah swt berfirman; Aku mengikuti persangkaan hambaKu kepadaKu. Jika ia bersangka baik maka baginya (kebaikan) dan jika ia bersangka buruk maka baginya (keburukan) [HR Imam Ahmad dan Ibnu Hibban]
Ketiga; Ilmu Syar’i
Ilmu syar’i akan melapangkan dan melonggarkan dada sedangkan kebodohan akan melahirkan kesempitan, sesak dada dan rasa terkucil. Setiap kali ilmu seseorang bertambah banyak dan bertambah luas, maka hatinya akan terasa semakin lapang dan longgar. Ibnul Qayyim mengatakan; Ilmu Syar’i akan melapangkan dan melonggarkan dada sehingga terasa lebih luas dari dunia. Sedangkan kebodohan akan menyesakkan dada, menyempitkan dan mengungkungnya. Maka setiap kali ilmu seorang hamba bertambah maka hatinya akan terasa lebih lapang dan luas. Tetapi ini tidak akan berlaku untuk semua ilmu, melainkan khusus bagi ilmu yang diwarisi dari Rasulullah saw. Itulah ilmu yang bermanfaat, sehingga pemiliknya menjadi orang yang hatinya paling lapang dan longgar, paling baik akhlaknya, hidupnya paling baik”
Keempat; Dzikir kepada Allah dan banyak berdo’a
Wahai orang yang dadanya terasa sesak, dan urusannya ruwet, angkatlah telapak tanganmu seraya memohon kepada Tuhanmu. Tumpahkanlah keluhanmu dan kesedihanmu kepadaNya. Cucurkanlah air matamu di hadapanNya. Dan ketahuilah, semoga Allah memeliharamu, bahwa Allah lebih mengasihimu daripada ibumu dan ayahmu, daripada isteri dan anak-anakmu.
Di antara dzikir-dzikir yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam mengatasi kesesakan dada itu adalah;
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رُبُّ الّعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ [رواه البخاري ومسلم].
Tiada ilah selain Allah yang Maha agung dan Maha Pemurah, Tiada ilah selain Allah, Rabb Asry yang agung, tidak ada ilah melainkan Allah Rabb langit dan Rabb bumi, serta Rabb arsy yang mulia [HR al-Bukhari dam Muslim]
اللهم رحمتك أرجو فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين وأصلح لي شأني كله لا إله إلا أنت [أخرجه أبو داود وابن حبان].
Dari Abu Bakrah ra, (ia berkata) bahwasannya; Rasulullah saw bersabda; Do’a orang yang kesusahan adalah, “Ya Allah RahmatMu aku harapkan, maka janganlah Kau bebankan aku kepada diriku meskipun hanya sekejap mata, dan perbaikilah bagiku seluruh keadaanku; tiada ilah melainkan engkau” [HR Abu Dawud dan Ibnu Majah]
Dan masih banyak lagi dzikir-dzikir yang dicontohkan dalam hal ini.
Kelima: bersegera meninggalkan maksiat dan melakukan muhasabah terhadap diri.
Kemaksiatan adalah kehinaan, tersingkir dan terjauh dari rahmat Allah, kesedihan, kekalutan dan kesempitan hati. Harus disadari, bahwa dosa-dosa adalah pintu yang besar bagi datangnya berbagai musibah kepada seorang hamba. Firman Allah
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (asy-syura:30)
Keenam; Menunaikan kewajiban secara terus menerus
Memelihara rutinitas dalam menunaikan kewajiban, dan memperbanyak amal sunnah seperti puasa, shalat, shadaqah, kebaikan dan lain-lainnya. Terus menerus dalam menunaikan kewajiban dan memperbanyak amal sunnah adalah salah satu sebab untuk mendapatkan kecintaan Allah kepada hambaNya, sebagaimana disebutkan di dalam hadits
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله : «إن الله قال: من عادى لي وليًا فقد آذنته بالحرب، وما تقرب إليّ عبدي بشيء أحب إليّ مما افترضته عليه، وما يزال عبدي يتقرب إليّ بالنوافل حتى أحبه، فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، وإن سألني لأعطيته، ولئن استعاذني لأعيذنه» الحديث [أخرجه البخاري].
Dari Abu Hurairah ra; ia berkata; Rasulullah saw bersabda; bahwasannya Allah berfirman; barangsiapa memusuhi kekasihku maka aku nyatakan perang kepadanya. Dan tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih aku sukai daripada dengan apa-apa yang telah Aku perintahkan kepadanya. Dan hambaKu masih terus mendekatkan diri kepadaKu dengan amal sunnah sampai Aku mencintainya. Jika aku telah mencintainya maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, danmenjadi penglihatannya yang dipakai untuk melihat, dan menjadi tangannya yang digunakan untuk menyentuh, Jika dia memohon kepadaKu niscaya Aku penuhi ia, dan jika ia memohon perlindungan kepadaku, niscaya aku beri perlindungan kepadaNya” (HR al-Bukhari)
Ketujuh; Bermajelis dengan orang-orang yang shalih
Berkumpul dengan sahahabat-sahabat yang shalih, … mendengarkan pembicaraan mereka, mengambl manfaat dari buah percakapan dan nasehat mereka. Dengan demikian berkumpul dengan mereka akan mendapatkan ridla Allah swt, sekaligus membuat marah syetan. Sebab itulah biasakanlah untuk duduk bersama dengan orang shalih dan mohonlah nasihat dari mereka, dari sana Kau akan melihat hatimu menjadi lapang.
Kedelapan; Membaca al-Qur’an
Membaca al-Qur’an dengan disertai tadabbur dan perenungan merupakan salah satu sebab penting untuk menghilangkan duka lara yang menyelimuti hati. Bacaan al-Qur’an akan melahirkan ketenangan dan kelapangan di hati. Firman Allah;
Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan mengingat Allah, ketahuilah dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang (ar-Ra’d:28)
Kesembilan; Berbuat ihsan kepada sesama makhluk
Ihsan kepada sesama manusia, dan memberikan manfaat dengan segala yang kita miliki adalah salah satu sebab terbukanya hati. Sifat pemurah, dermawan dan suka membantu orang lain akan melapangkan dada dan mengharumkan jiwa. Karena itulah mari kita berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang dermawan dan suka membantu orang lain. Terutama kepada kedua orang tua, kerabat, tetangga, kawan-kawan dan lain-lainnya.
Kesepuluh; Melepaskan dendam dari dalam hati.
Hasad, iri dan dengki merupakan sebab kesempitan dada seseorang. Sebaliknya kebersihan dan ketenteraman hati merupakan sebab terlapangkannya dada seseorang. Karena itulah mari berusaha menyehatkan hati kita, menjauhi hal-hal yang menyebabkan dada terasa sesak. Marilah tinggalkan kebencian, permusuhan dan kedengkian kepada orang lain. Sebaliknya mari kita pupuk rasa cinta terhadap saudara-saudara kita, sebagaimana sabda Rasulullah,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (HR al-Bukhari)