Dalam Dhirar Al-Shida’i, disebutkan ungkapan yang menggambarkan keadaan ‘Ali r.a, “Dia merasa asing terhadap dunia dan segala dan keheningannya. Saya bersaksi bahwa saya telah melihatnya di beberapa tempat berdirinya. Ketika malam telah melabuhkan tirainya dan bintang-bintang telah redup cahayanya, dia berdiri di mihrabnya sambil memegang janggutnya. Dia menggerakkan tubuhnya (dalam shalat) seperti orang yang kuat dan menangis seperti orang yang bersedih. Dia berkata “Hai dunia, tipulah orang lain selainku. Engaku telah menampakkan diri padaku dan merindukanku. Sayang, aku telah menceraikanmu dengan talak tiga tanpa ada peluang untuk rujuk lagi. Umurmu pendek, penghisabanmu sulit, dan bahayamu sangat besar. Oh, betapa sedikitnya bekalku, betapa panjang perjalananku, dan betapa sunyi jalanku.”
Ali r.a berkata ” berbahagialah jiwa yang menunaikan kewajibannya kepada Tuhannya, yang menahan kesedihannya, dan matanya tidak terpejam pada malam hari. Apabila kantuk menyerangnya, dia terlentang di atas lantai dan berbantalkan telapak tangannya. Matanya terus terjaga karena takut pada tempat kembali di akhirat nanti. Lambungnya jauh dari tempat tidurnya. Bibirnya selalu basah dengan zikir kepada Allah. Karena istigfar yang terus menerus,dosa-dosanya berguguran bagaikan daun di musim kering. Itulah jiwa yang pantas masuk kedalam golongan Allah.”
Bagaimana dengan anda?? Sudah berani tahajud??
HAL JAZA UL IHSANI ILLAL IHSAN
Wassalam