“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Terlihat dalam surat
pendek ini, dari awal sampai akhir hanya melukiskan malam yang agung
dengan segala keistimewaannya. Dan setidaknya ada keistimewaan yang bisa
diraba dari gambaran tersebut:
a- Ia sebuah malam pertama kalinya diturunkan al-Qur’an kepada
Rasulullah saw. Karenanya, malam ini adalah malam yang penuh berkah.b- Ia sebuah malam yang dalam definisi Allah swt., lebih mulya dari pada seribu bulan:Suatu definisi yang menunjukan betapa agungnya kehadiran malam itu di tengah-tengah stuktur kehambaan manusia. Dan ternyata di malam itulah Allah swt. dengan segala kemaha kuasaan-Nya menjelaskan semua urusan yang mengandung hikmah.
Dari definisi Lebih baik dri seribu bulan ini, ada beberapa hal yang cukup penting untuk digaris bawahi, yaitu:
Pertama : seorang
mufasir kontemporer; Dr. Wahbah al Zuhaily mengatakan bahwa jika pada
malam itu seseorang melakukan amal baik, maka nilai perbuatan itu lebih
besar dibandingkan dengan seribu bulan perbuatan serupa di malam-malam
lainnya.
Kedua : dalam sebuah
riwayat yang dikishkan oleh imam Ibnu Abi hatim dan Al wahidy, bahwa
suatu hari Rasulullah saw. pernah menceritakan seorang di antara bani
Israil yang berjuang merangkul senjata di jalan Allah swt. selama seribu
bulan. Pada waktu itu, para sahabat terkagum-kagum terhadap kepribadian
mujahid yang diceritakan Rasulullah saw. itu. Sejak itulah Allah swt.
kemudian menurunkan surat al Qodar ini, yang menerangkan bahwa beribadah
di malam Lailatul qodar masih lebih utama dari seribu bulan berjihat di
jalan Allah swt.
Ketiga : dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim Rasulullah saw. bersabda :
” Barang siapa bangun di malam Lailatul qodar dengan bekal iman seraya melakukan muhasabah; introspeksi diri maka pahalanya adalah ampunan atas segala dosa-dosanya yang telah lewat “.
c- Ia sebuah malam, yang di dalamnya Alllah swt. menurunkan
malaikat-malaikatNya, termasuk juga malaikat Jibril. Maksud pengiriman
delegasi para malaikat ini, seperti yang ditafsirkan olleh Dr, Wahbah Al
Zuhaily- tafsir al Munir- adalah untuk merekam segala perbuatan
manusia; berbentuk ketaatan maupun kemaksiatan.” Barang siapa bangun di malam Lailatul qodar dengan bekal iman seraya melakukan muhasabah; introspeksi diri maka pahalanya adalah ampunan atas segala dosa-dosanya yang telah lewat “.
d- Ia sebuah malam
yang menyimpan kedamaian, ketenangan dan barakah yang tiada
bandingannya. Dan kedamaian ini terus berlangsung hingga terbit fajar;.
Suatu kedamaian, yang dalam pandangan Dr Wahbah, ditandai dengan turunya
segala kebaikan dan barakah. Turunya para malaikat silih berganti
sambil menghantarkan rahmat Allah swt. Demikianlah suasana itu mengalir
bagai air bah, hingga menjelang fajar. pada waktu itu, malam menjadi
seperti sebuah mekanisme Illahiah yang berbeda dari malam-malam lainnya;
tiada balak (siksaan langsung dari Allah swt), tiada keleluasaan bagi
Syetan untuk beroprasi, dan meloloskan semua siasatnya. Karena di malam
itu, semua hamba pada menyatukan sujud di hadapan penciptanya; Allah
swt.