Berhati-Hatilah dengan Penyakit Kultus Individu!!

Diposting oleh Mutiarahikmah on Selasa, 09 April 2013



Di antara nilai-nilai yang terkandung dalam QS Al-Fatihah, adalahIhdzinashshiraatal Mustaqiim“Tunjukilah aku ke jalan yang lurus (islam)”. Tentu kita bertanya, kenapa kita membutuhkan jalan yang lurus (islam), padahal kita sudah beragama islam?. Para ulama menjawab, bahwa kebutuhan terhadap jalan yang lurus (Islam) tidak sebatas saat memasuki islam, namun terus menerus selama kita menjalani kehidupan sebagaimana hukum Alloh berjalan. Jadi, petunjuk islam merupakan nikmat yang terbesar di dunia ini, sebagaimana digambarkan dalam ayat selanjutnya dalam QS Al-Fatihah, “Jalan yang kau berikan nikmat kepada mereka”. Mereka disini adalah para shiddiqin, syuhada, dan sholihin.
Kalau hidayah yang berupa ajaran islam merupakan nikmat terbesar, sebaliknya kesesatan / dholalah adalah suatu bencana yang paling dahysat,  karena ia melenceng jauh dari jalan yang lurus. Pertanyaannya, apa yang menjadikan seseorang jauh dari hidayah dan terjatuh pada musibah yang besar itu?. Salah satu penyebabnya adalah Al Ghuluw (berlebihan) atau kultus individu terhadap seseorang.
Apa Buktinya?
  1. Bangsa Yahudi telah diberikan nikmat yang besar oleh Alloh SWT dengan diutusnya para nabi dari golongan mereka. Tetapi Yahudi berubah menjadi dimurkai Alloh karena mereka kultus individu. Sebagian ulama menafsirkan bahwa orang yang dimurkai Alloh yang tertera dalam QS Al Fatihah adalah kaum Yahudi. Perhatikan QS At-taubah ayat 30:
    “Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?”
  2. Rosululloh menasehati agar kita selalu waspada dari penyakit Kultus Individui ini. Alloh berfirman dalam QS An-nisa 123, “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah”.
Dalam realitas kehidupan, tidak sedikit kaum muslimin ada yang terkena penyakit kultus individu ini. Mereka mengiyakan secara buta segala bentuk tindakan dan ucapannya. Jangankan yang benar, yang salah juga diikuti, karena mereka beranggapan seseorang memiliki maqom yang tinggi.
Ada beberapa bukti atau peristiwa sejarah yang bisa kita ambil hikmahnya, agar kita lebih hati-hati terhadap penyakit Kultis Individu ini, yakni sebagai berikut:
  • Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa  Alloh SWT melaknat Yahudi dan Nashroni, karena mereka membangun mesjid di atas kuburan nabi.
  • Suatu saat Abu Bakar dipanggil oleh seorang shahabat, “Ya Kholifatulloh..”, Abu Bakar tidak diam dan ia berkata: “Kamu jangan panggil itu, aku adalah kholifaturrosul”.
  • Umar bin Khatab, menggantikan panglima perang Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah. Kenapa?  apakah karena Khalid bin Walid melakukan kesalahan?. Ternyata tidak, Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang hebat. Setiap peperangan yang ia pimpin selalu menang terus. Umar bin Khatab melihat suatu fenomena yang kurang baik. Sebagian kaum muslimin, hampir-hampir meng-kultus individu-kan Kholid bin Walid. Seolah-olah kemenangan perang ditentukan oleh Khalid bin Walid bukan atas izin Alloh SWT. Maka dengan itu Umar menggantikannya untuk menghindari kultus individu yang berlebihan.
  • Pada suatu waktu, beberapa shahabat duduk bersama sambil bernostalgia di bawah sebuah pohon. Pohon ini memiliki nilai historis yang tinggi karena dipakai dalam peristiwa Baitul Ridwan (janji setia) terhadap nabi saat islam belum berkembang luas.  Umar bin Khatab mengetahui informasi ini, beliau takut sebagaian sahabat itu meng-kultus individukan-kan pohon itu, maka beliau pun menebang pohon itu.
Berdasarkan peristiwa di atas, kita bisa mengambil hikmah, Kultus Individu kepada manusia-manusia terbaik saja (Isa r.a, Uzair, dan Shahabat) tidak dibolehkan, apalagi kultus individu yang berlebihan kepada orang yang bukan nabi dan belum jelas loyalitasnya kepada islam. Sehingga hal ini akan lebih membahayakan. 
Jadi berhati-hatilah dengan penyakit ini….penyakit ini akan hinggap terhadap partai, golongan, Kyai, organisasi dan lain sebagainya…