Ketampanan Kaum Lelaki

Diposting oleh Mutiarahikmah on Rabu, 17 April 2013


Wajah Tampan? Percuma ... !! ...
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
tanpa keimanan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
kelak dilaknat Tuhan
......Wajah Tampan? Percuma!! Jika
hari-harinya tanpa amalan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
tak ada Al Qur’an yang lekat
dalam ingatan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
tidak memburu keridhoan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
hanya melakukan kesia-siaan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
hatinya dikotori kebanggaan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
tak punya kehormatan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
matanya masih jelalatan tak juga
mampu tundukkan pandangan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
tak bisa mengendalikan hawa
nafsunya
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
hanya untuk tebar pesona dan
memikat wanita
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
enggan mematuhi yang Kuasa
dan malah bangga dengan dosa-
dosa
Wajah Tampan? Percuma!! Jika
akhirnya nanti mendapat siksa di
neraka
Ketampananmu tak berarti
karena tak menjamin kamu akan
diridhoiKetampananmu tak
berguna, karena seseorang
masuk surga bukan karena
tampannya rupa.
Ketampananmu pasti akan pudar
dan hilang seiring waktu yang
berjalan. Sedang apa-apa yang
engkau lakukan akan abadi dan
pasti dimintai
pertanggungjawaban oleh Ilahi.
Ketampananmu tak akan bisa
menjadi pembela saat engkau
dihadapkan pada pengadilan
Yang Maha.
Ketampananmu tidak akan
pernah bisa menjadi pemberat
amal-amal kebaikan di mizan. Tak
juga bisa meringankan azab yang
ditimpakan di hari
kemudian.Ketampananmu hanya
pemberian… hanya pajangan yang
tidak akan memberi pengaruh di
dalam alam keabadian.
Coba lihatlah Bilal bin Rabbah
dengan kulitnya yang hitam, lihat
pula Amr bin Jamuh dengan
kakinya yang pincang, lihatlah
juga Abdullah bin Ummi Maktum
dengan kebutaan penglihatan.
Mereka mulia di sisi Rabb
mereka, Rasulullah mengakui
keutamaan mereka. Bukan
karena tampannya rupa, bukan
pula karena sempurna anggota
badannya. Namun semuanya
karena kesetiaan pada ikrar
syahadat yang diucap, kepatuhan
pada aturan syariat,
melaksanakan kewajiban tanpa
keengganan, dan ketaqwaan yang
menghunjam sanubari tanpa
lekang.
Tidakkah kau belajar pada Yusuf
‘alaihissalam ketika dia digoda
untuk berzina ia menolak seraya
berkata,“Aku berlindung kepada
Allah…” Dan ketika wajah
tampannya menarik kaum wanita
dia sampai berdoa,“Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai
dari pada memenuhi ajakan
mereka kepadaku…”
Tidakkah kau mengambil sesuatu
dari Mush’ab bin Umeir? Pemuda
tampan pujaan gadis Makkah di
masa jahiliyah? Ia tanggalkan
segala kemewahan dan memilih
Islam, hingga ketika dia di Uhud
dianugerahi kesyahidan
Rasulullah berkata tentangnya,
“Ketika di Mekkah dulu tak
seorang pun aku lihat yang lebih
halus pakaiannya dan lebih rapi
rambutnya dari padamu. Tetapi
sekarang ini, dengan rambutmu
yang kusut masai hanya dibalut
sehelai burdah.” Ya, Mush’ab
pemuda tampan itu, duta
pertama Rasulullah itu hanya
berkafan selembar kain burdah
yang jika ditutupkan kepalanya
maka terbukalah kakinya, dan
saat ditutupkan ke kakinya
terbukalah kepalanya. Namun dia
telah mendapat kemuliaan yang
tiada tandingnya.
Tidakkah kau perhatikan
perkataan Umar bin Abdul Aziz
saat seorang sahabat lamanya -
Muhammad bin Ka’ab Al qardhi-
menyatakan keheranannya atas
penampilan Umar yang berubah
setelah menjadi khalifah. Padahal
saat Umar menjadi gubernur
Madinah tubuhnya indah dan
subur, dan setelah menjadi amirul
mukminin Umar menjadi kurus,
sederhana dan bersahaja. Umar
berkata menjawab keheranan
Ka’ab, “Bagaimana kalau kau
lihat aku di kuburku tiga hari
setelah kematianku, saat kedua
mataku tanggal pada pipiku, dari
hidung dan mulutku mengalir
cacing dan nanah. Tentu saat itu
engkau akan sangat ingkari aku
lebih dari pengingkaran dan
keherananmu saat ini.”
Wahai pemuda yang bangga
dengan ketampanannya…
Wahai pemuda yang sibuk
dengan penampilan lahirnya…
Wahai pemuda yang terlena
dengan pandangan dan pujian
manusia…
Jangan lagi tertipu akan
kefanaan dan kenikmatan tanpa
keabadian. Bersegeralah menuju
penghambaan yang akan
memberi keberuntungan. Apa
yang akan kau banggakan saat
kematian telah menjelang, apa
yang akan kau persembahkan di
hadapan Rabb semesta Alam?
Apakah kau tak sadari setiap saat
kematian bisa mendatangi?
Apakah kau tak ingin terpuji di
hadapan pencipta langit dan
bumi?
Dan cukuplah nasehat Fudhoil
bin Iyadh sebagai renungan,
“Wahai si wajah tampan, adalah
orang yang akan ditanyakan oleh
Allah tentang penciptaan
(ketampanan) ini. Bila anda
mampu menjaga wajah yang
tampan ini dari api neraka, maka
lakukanlah…”
Wallahu a’lam…